Friday, April 27, 2012

JANGAN SEPELEKAN SLIP PEMBAYARAN PAM

Ini benar-benar pengalaman paling pahit yang baru saja kualami.
Sempat bersitegang urat dengan petugas PDAM TIRTAMALEM, gara-gara aku di"tuduh" menunggak tagihan air bulan April 2010 s/d November 2010. Aneh bukan????

Saya masih mengontrak rumah pada masa tersebut, dan memang pada masa tersebut aku masih menggunakan jasa PDAM untuk kebutuhan air. Namun setelah Maret 2011 aku pindah kerumah milik sendiri dan menggunakan sumber air sumur.

Namun setelah 1 tahun berlalu, tiba-tiba pemilik rumah kontrakan dulu datang dengan mengutarakan aku masih menunggak tagihan PDAM, karena beliau ditagih oleh PDAM. betapa muncul emosiku saat itu.

aku segera mendatangi kantor PDAM dan mereka menunjukkan bukti-bukti tunggakan April 2010 s/d November 2011, sedangkan aku tanya untuk Desember 2010, Januari 2011, Februari 2011 dinyatakan telah lunas, benar-benar aneh.........

Sementara bukti pelunasan pada kita sudah tentu kita musnahkan bila sudah mencapai 2 tahun seperti itu. Kita tidak akan dapat membuktikan apapun yang berhubungan dengan pembayaran tersebut, bila memang bukti-bukti sudah benar-benar tidak ada. sementara mereka bertahan dengan tagihan mereka.

Sungguh memang susah, tinggal di Indonesia raya ini. Benar-benar semua ingin cepat kaya, namun dengan membuat orang lain susah. Semua pengen punya uang banyak tapi tidak mau capek kerja, terlebih pegawai-pegawai PDAM Tirtamalem ini,

Maka pals, setiap pembayaran tagihan, simpanlah bukti pembayaran rekans semua, takutnya kita ditagih kembali setelah 2 atau 3 tahun kedepan.

19 comments:

  1. Keluarga pernah berdebat dengan petugas PDAM karena slip pembayaran hilang. Sekarang tidak lagi berlangganan air dengan PDAM, lebih enak bikin sumur sendiri.

    ReplyDelete
  2. setuju pals, saya sekarang dirumah milik sendiri, sudah pake sumur bor sendiri, jadi ndak urusan lagi dengan orang pdam

    ReplyDelete
  3. padahal sudah banyak yang bisa memakai facebook, kenapa tidak membuat rekap online? atau setidaknya mereka punya copianya, benar-benar aneh... wah alhamdulillah saya gak pake PDAM

    ReplyDelete
  4. Saya tidak pernah punya masalah dengan slip pembayaran PDAM karena lantjar saja namun pengalaman dengan instansi yang monopili listrik pernah saya rasakan. Ditagih tagihan yang 20 bulan yang lewat. Padahal kalau lewat sebulan saja mereka langsung memutuskan aliran listrik yang ke rumah. Lah ini 20 bulan yang lewat ?!? karena tidak bisa membuktikan, ya tetap saja diputus aliran nya dan mesti harus membayar di kantor PLN.
    Benar2 ngawur dan membuat pelanggan esmosi.
    Begitu pula saat membayar pajak sepeda motor. Karena STNK hialng saya jadi sasaran empuk petugas pajaknya yang memeinta pembayaran pajak tahun lalu. Bukti notice pajaknya ikut hilang bersama STNK, jadinya saat diminta menunjukan bukti notice pajaknya saya tidak bisa. Akhirnya tetap saja membayar pajak double untuk tahun yang lewat :((

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

    ReplyDelete
  5. memang susah ya pal, berurusan dengan manusia yang begini modelnya, jadi kesimpulannya, lebih baik sekarang tanda setoran kita jangan dimusnahkan, biarkan menjadi arsip kita seumur hidup.

    ReplyDelete
  6. yah jadi mau gimana lagi pals, mereka mencatat dengan sistem manual, kalo PLN sekarang aku lebih memilih bayar dengan fasiltias ATM, tanda buktinya bisa ganda, di struk atm dan buku tabungan kita, sementara di PDAM, masih mengandalkan tulisan tangan sehingga penyelewengan masih sangat mungkin untuk terjadi.

    ReplyDelete
  7. betul Mas..segala bukti pembayaran rekening selayaknya disimpan baik-baik untuk berjaga-jaga dikemudian hari.
    SALAM...

    ReplyDelete
  8. inilah kelemahan pencatatan pembayaran secara manual, terlebih sekarang semakin banyaknya tuntutan kehidupan sehingga semakin banyak juga orang yang ingin berbuat kecurangan

    ReplyDelete
  9. tuh kan, setali uang deh gak pam gak pe el en, emang saudara kembar siam mereka itu.
    petugas2nya udah kayak lintah semua, senengnya nyedot darah kita.
    padahal entah samanya marga kita sama dia kan.
    aku pun pernah pal ngalami kek gitu, beda sikit sih, rempet2 kapndu disodori tagihan 2jt
    padahal aku doang yg tinggal di rumah itu. dijelaskan kayak apapun dia gak mo ngerti. dan ku bilang, klo smp tagihan air saya sampai 2jt itu udah bisa ngairin berapa rumah tangga??
    tapi itulah, mereka tetap tak peduli, buat mereka, gimana cara ndapetin duit kita, itulah yang terpenting. soal kita jadi tiarap gara2 mbayar duit yg mereka mau ya itulah nasib kita.
    padahal di balik layar, aku pun tau mereka itu terima negosiasi, tinggal kitanya mau apa engga.

    susah memang tinggal di republik ini, tapi kek mana lagi bikin, di sini pula tempat kita lahir.

    ReplyDelete
  10. ternyata klo dibikin barisan rakyat sakit hati sama pemerintah dalam semua lini, panjang barisan yah :(

    ReplyDelete
  11. sama pal, kami pun begitu dengan pe el en.
    antara telkom, pe el en dan pam, paling jelek adminnya ya pam itu.
    klo pe el en, aku masih ngalamin tuh ada lebih bayar karena lebih tagih, dan mereka kembalikan dengan memotong tagihan bulan mendatang.
    miriplah sama telkom pun begitu. jauh lebih profesionallah klo dibandingkan sama pam yang penampakan manusianya pun udah langsung bikin darting.

    ReplyDelete
  12. kami pun pakai sumur sekarang. kata orang klo di Jakut airnya antah/asin, tapi engga tuh, airnya biasa aja, malah lebih bagus daripada pam kata saya sih. klo pam kan sering ada bau kaporit gitu, air tanah biasa aja, bisalah dipakai buat mandi dan cuci2, hanya kalau masak kdang kami beli air galon.

    ReplyDelete
  13. enggak di jakarta, dimedan, di kabanjahe, dimana-mana sama aja ya pal, yang namanya pdam, pln sama rakusnya semua......

    ReplyDelete
  14. Saya belajar dai apa yg dilakukan Bapak saya...
    Semua bukti pembayaran apapun, oleh Bapak saya selalu disimpan, ditempel dan diberi keterangan seperlunya...
    Kartu Pembayaran listrik sejak awal dipasang (kira2 tigapuluhan tahun lalu) sampai terakhir Bapak meninggal lengkap terdokumentasi

    ReplyDelete
  15. mantaps mas, sepertinya ini perlu ditiru nih, apalagi pencatatan kewajiban dengan sistem manual ini, perlu memang lebih waspada. thanks alot.....

    ReplyDelete
  16. betul.. betul, kita memang harus rajin menyimpan bukti pembayaran apapun.. jgn dianggap sepele lalu kita buang.

    ReplyDelete
  17. Seharusnya di jaman modern ini pembayaran PAM harus dilakukan dengan teknologi yang modern pula, agar tidak merugikan pihak lain

    ReplyDelete
  18. Bukan cuman PAM, barusan temen cerita ke ane, didatangi petugas katanya blm melunasi PBB dari thn 1994-2000, pdhl kata temen ane sudah dibayar. Sekarang pusing dia bongkar2 arsip. Aneh juga, masak masalah PBB sdh 22 thn lalu kalo blm bayar baru skrg ditanyain. Duh, Indonesia...

    ReplyDelete