Tidak semua kebutuhan kita dapat dipenuhi dengan mengandalkan pendapatan kita. Tergantung dari kebijaksanaan kita dalam mengambil keputusan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, apakah kita bisa menunggu sampai saldo tabungan tercapai atau, mengambil pinjaman online. Mengambil pinjaman online memang bisa menjadi solusi cepat saat butuh dana mendesak. Tapi setelah dana cair, tantangan berikutnya adalah bagaimana mengatur keuangan agar pinjaman ini tidak menjadi beban di masa depan. Jika tidak dikelola dengan baik, cicilan bisa menumpuk dan malah bikin pusing. Nah, berikut ini beberapa langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengatur keuangan setelah mengambil pinjaman online.
1. Buat Catatan Pengeluaran dan Pendapatan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami kondisi keuangan Anda. Caranya, buat daftar pengeluaran dan pendapatan setiap bulan. Tulis semua sumber pemasukan, seperti gaji, bonus, atau penghasilan sampingan. Lalu, catat juga semua pengeluaran tetap, seperti tagihan listrik, uang makan, transportasi, dan tentu saja cicilan pinjaman online. Dengan cara ini, Anda bisa melihat apakah ada sisa uang atau justru harus mengurangi pengeluaran tertentu.
2. Prioritaskan Pembayaran Cicilan
Setelah punya gambaran keuangan, pastikan cicilan pinjaman menjadi prioritas. Jangan sampai terlewat karena denda keterlambatan bisa membuat utang semakin besar. Jika memungkinkan, sisihkan dana untuk membayar cicilan segera setelah menerima gaji.
Jika cicilan terasa berat, pertimbangkan untuk:
- Membayar lebih awal agar tidak kena denda.
- Mencari opsi restrukturisasi jika kesulitan membayar, misalnya dengan memperpanjang tenor (masa pinjaman) agar cicilan lebih ringan.
3. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Penting
Sering kali kita tidak sadar bahwa banyak pengeluaran yang sebenarnya bisa dikurangi. Misalnya, langganan streaming yang jarang digunakan, sering makan di luar, atau belanja impulsif. Coba evaluasi pengeluaran dan alihkan uangnya untuk membayar cicilan atau menabung.
4. Buat Dana Darurat
Setelah pinjaman lunas, usahakan untuk membangun dana darurat agar di masa depan tidak perlu lagi berutang saat butuh uang mendadak. Idealnya, dana darurat ini setara dengan 3-6 bulan pengeluaran bulanan. Anda bisa mulai dengan menyisihkan sedikit demi sedikit dari penghasilan setiap bulan.
5. Hindari Gali Lubang Tutup Lubang
Salah satu kesalahan terbesar dalam mengelola pinjaman online adalah mengambil pinjaman baru untuk membayar pinjaman lama. Ini bisa membuat utang semakin besar dan sulit dilunasi. Jika merasa kesulitan membayar cicilan, lebih baik mencari sumber pemasukan tambahan atau menegosiasikan ulang pinjaman dengan penyedia layanan.
6. Cari Penghasilan Tambahan
Jika pengeluaran sudah ditekan tapi cicilan masih terasa berat, mungkin ini saatnya mencari penghasilan tambahan. Beberapa cara yang bisa dicoba antara lain:
- Freelance atau kerja sampingan sesuai keahlian Anda.
- Berjualan online atau usaha kecil-kecilan.
- Menawarkan jasa sesuai keterampilan, misalnya les privat atau desain grafis.
Pendapatan tambahan ini bisa membantu membayar cicilan lebih cepat atau menambah tabungan.
7. Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Setelah beberapa bulan, cek kembali kondisi keuangan Anda. Apakah cicilan masih sesuai dengan kemampuan bayar? Apakah ada pengeluaran yang masih bisa dikurangi? Evaluasi ini penting agar Anda tetap bisa mengelola keuangan dengan sehat dan tidak terjebak dalam utang terus-menerus.
Kesimpulan
Mengatur keuangan setelah mengambil pinjaman online memang membutuhkan disiplin, tetapi bukan hal yang mustahil. Dengan mencatat pengeluaran, membayar cicilan tepat waktu, menghindari pengeluaran tidak perlu, serta mencari penghasilan tambahan, Anda bisa memastikan bahwa pinjaman tidak menjadi beban berkepanjangan.
Ingat, tujuan utama dari pinjaman adalah membantu, bukan malah menjerumuskan dalam masalah keuangan. Jadi, kelola dengan bijak agar kondisi finansial tetap sehat!
Setuju. Dulu ada temen di kantor yg kerjaannya gali lubang tutup lubang. Kasian sih. Yg bikin heran, dia manager di bank asing yg sama tempat aku kerja. Aku perkirakan gaji dia ga jauh beda lah Ama aku. Tp ntah kenapa bisa terjebak hutang banyak. Bisa jadi Krn pengeluarannya yg LBH gede drpd gajinya. Gaya hidup biasanya. Sering terjadi di kalangan staff yg kerja di jakarta. Keikut Ama pola hidup Hedon temennya. Jadi ngutang sana sini. Boro2 mencatat pemasukan pengeluaran. Padahal dalam ilmu keuangan, itu hal paling basic yg hrs dilakukan.
ReplyDelete