Sunday, October 16, 2011

BUKAN RAYUAN GOMBAL

Untuk orang pacaran, memang dibutuhkan suatu ilmu canggih dalam memberikan rayuan gombal. Bagaimana rayuan tersebut dapat membuat pilihan hati tersebut dapat terpikat kepada kita. Saya ingat bagaimana saya mencoba untuk memikat mantan pacar saya (yang sekarang menjadi istri saya). Segala kata-kata indah dilontarkan dalam berpacaran. Sehingga akhirnya dia pun takluk dan mau menjadi istri saya.
Sewaktu merayu calon istri saya tersebut, saya memang melontarkan dengan perasaan yang dalam dan sungguh-sungguh. (sekarang dia telah merasakan hal tersebut.....cieeeeeeee) Sehingga saya dapat pastikan, bahwa rayuan saya pada saat itu bukanlah rayuan gombal yang penuh dengan kebohongan.

Didalam dunia kerja, terlebih kepada seorang pemimpin, juga sangat diharapkan bahwa pujian-pujian yang kita berikan kepada karyawan atau bawahan kita bukanlah rayuan gombal, yang semata-mata hanya untuk kepentingan kita semata. Namun dorongan dan pujian yang kita berikan tersebut, hendaknya memberi keuntungan bagi semua pihak. Sehingga tidak ada yang merasa di gombali. Yang sudah pasti mengakibatkan timbulnya kekecewaan kepada orang tersebut.

Sayangnya, banyak pemimpin sekarang ini selalu mencoba untuk mencari kesalahan karyawannya dan menegornya dengan sekeras-kerasnya pada saat karyawan melakukan kesalahan. Namun tidak memberikan pujian kepadanya pada saat dia melakukan suatu pekerjaan dengan baik.

Karena pujian yang kita lontarkan dengan setulus hati kita, akan selalu meningkatkan motivasi orang yang kita puji tersebut dengan baik, sehingga produktivitas kerjanya akan juga semakin meningkat. Bila kita melontarkan rayuan gombal yang hanya memuji karyawan bila hasil pekerjaannya akan menguntungkan kita saja, tentunya karyawan kita juga akan memandang remeh kepada kita.

Pujian yang diberikan kepada karyawan tersebut, hendaklah spesifik dan akhirnya adalah pujian yang memberikan dorongan kepadanya untuk lebih meningkatkan hasil kerja terbaiknya. Namun bila kita hanya berkata "bagus" kepada karyawan yang telah mati-matian menyelesaikan pekerjaannya, tentunya hanya akan memberi rasa kecewa kepadanya.

Bagaimana pals, sudah siap memberikan Pujian? atau hanya rayuan gombal?

2 comments:

  1. Pujian yang realistis adalah bentuk penghargaan kepada orang lain. Dan bagi bawahan, mendapatkan hal tersebut jelas merupakan sebuah kebanggaan yang akan dapat memompa loyalitas dan kinerjanya.

    ReplyDelete